Kesalahan Disiplin yang Sering Dilakukan Orang Tua
Kesalahan 1:
Menakuti-nakuti Anak
Terkadang
agar anak mau melakukan sesuatu yang diinginkan oleh orang tua, maka orang tua
menakut-nakuti anaknya dengan cara yang tidak baik. Misalnya ketika si
kecil berlarian kesana kemari, orang tua menakut-nakutinya dengan “ihhh awas
loh kesana nanti ada hantunya”. Cara ini akan membuat anak berpikir kemana pun
dia berjalan akan ada sosok hantu yang menakutinya.
Orang
tua memberikan peringatan tegas terhadap anaknya akan tetapi kemudian orang tua
melupakan peringatan yang telah dibuatnya. Misalnya, saat sedang mengobrol
dengan teman anda, si kecil merebut mainan temannya. Pada awalnya anda akan
memberikan peringatan kepada si kecil, tetapi setelah itu anda kembali
mengobrol dan melupakan peringatan yang telah anda berikan. Sehingga si kecil
akan kembali merebut mainan temannya dan anda tidak memperhatikannya. Sebaiknya
setelah anda memberikan peringatan, lakukanlah tindakan yang tegas terhadap si
kecil.
Kesalahan 3:
Memberlakukan Peraturan Yang Berbeda Antara Ibu dan Ayah
Ibu
dan Ayah mempunyai ketegasan serta peraturan yang masing-masing berbeda.
Sebaiknya jangan tunjukkan hal ini di depan anak anda. Satukan pikiran terlebih
dahulu mengenai mana peraturan yang boleh dilakukan dan tidak.
Kesalahan 4:
Jangan Mengiming-imingi Anak Dengan Hadiah Tertentu
Supaya
anak dapat melakukan sesuatu yang diinginkan orang tua, terkadang orang tua
mengiming-imingi anak dengan memberikan hadiah tertentu. Hal ini akan membuat
anak selalu meminta hadiah sebelum maupun setelah dia melakukan sesuatu.
Sebaiknya orang tua hanya memberikan pujian terhadap sesuatu yang telah
dilakukan anak secara baik.
Kesalahan 5 :
Melanggar Aturan Yang Pernah Anda Buat
Ingat-ingat
aturan apa saja yang pernah anda buat untuk anak anda. Karena si kecil akan
bingung apabila anda melakukan hal yang dilanggar. Misalnya, anda melarang si
kecil untuk melempar mainannya. Akan tetapi suatu saat anda sedang bermain
dengan hewan seperti anjing, dan anda melempar mainan agar anjing tersebut
mengejar. Hal ini akan membuat si kecil menirukan hal yang anda lakukan dan
tidak lagi mematuhi peraturan yang telah anda buat.
Kesalahan 6: Hilang Kesabaran
Menjaga
anak aktif memang membutuhkan kesabaran yang lebih. Ketika anda sudah merasa
lelah menjaga anak anda saat bermain, ambil nafas dalam-dalam dan kontrol diri
anda agar tetap berada pada “zona aman”. Agar anda tidak hilang kontrol dan
melakukan hal yang tidak seharusnya seperti memukul ketika anak anda melakukan
kesalahan, berteriak kepada anak anda, dsb. Padahal sebelumnya anda menetapkan
aturan kepada anak anda bahwa ia tidak boleh memukul atau pun berteriak kepada
orang lain.
Kesalahan 7:
Menunggu Terlalu Lama
Ketika
si kecil merasa bosan, ia akan melakukan tindakan yang dapat mengalihkan
perhatiannya. Memang terkadang tindakan si kecil akan membuat orang tua merasa
risih. Untuk menghentikan tindakan yang dilakukan oleh si kecil, jangan
mengiming-iminginya dengan kegiatan yang biasa ia lakukan. Misalnya, ketika
berada di kemacetan, si kecil memainkan safety belt secara terus
menerus. Untuk menghentikannya, anda mengancam si kecil tidak akan mendengarkan
dongeng ketika akan tidur nanti malam. Hal itu akan sia-sia karena
anak-anak tidak ingat kesalahan yang telah dilakukannya 1 jam setelah
terjadi apalagi selama berhari-hari. Sebaiknya anda lakukan tindakan tegas
secara langsung, Misalnya ketika si kecil mengambil mainan dari temannya.
Lakukan tindakan tegas yaitu ambil mainan tersebut dari anak anda tetapi jangan
mengancam dengan membatalkan rencana pergi besok dengan si kecil.
Kesalahan 8:
Berbicara Terus Menerus
Jangan
memberikan penjelasan yang terlalu panjang lebar kepada si kecil. Cukup berikan
penegasan terhadap apa yang tidak boleh ia lakukan.
Misalnya
anda ingin melarang si kecil untuk makan kue sebelum ia makan malam. Langsung
berikan penegasan “tidak ada kue sebelum kamu makan malam”. Jangan berikan
penjelasan panjang lebar mengenai efek apabila si kecil makan kue sebelum makan
malam karena itu akan menghilangkan nafsu makannya, dsb. Selain itu gunakan
juga kata-kata yang dapat dipahami oleh si kecil sesuai dengan umurnya.
Misalnya, jangan gunakan kata ‘ merengek ‘ apabila si kecil belum mengerti.
semoga disiplin ini.... dapat di mengerti... (icaticiticut
)
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar