Kamis, 05 Maret 2009

menjual dengan data


Selama ini, orang masih menganggap rendah profesi tenaga penjualan. Apalagi dengan adanya krisis ekonomi global yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Padahal sesungguhnya, kesuksesan suatu produk ditentukan oleh penjualan. Disinilah peran penting tenaga penjualan.

“Jangan pernah malu menjadi tenaga penjual. Saya saja sebelum jadi tenaga penjual, pernah menjadi office boy. Justru inilah yang memacu semangat saya untuk lebih maju,” kisah Julianto Sumarto, pakar marketing dari Markplus Institute of Marketing dalam talkshow Be The Champion

Ketika pertama kali menjadi tenaga penjual, Julianto dipanggil atasannya yang berasal dari Australia. “Saya ditanya, apa saja yang sudah saya lakukan. Lalu saya ceritakan semuanya. Tiba-tiba dia bilang ‘talking is cheap’ (bicara itu murah, red). Dia menyuruh saya menulis apa saja yang sudah saya lakukan. Dari situ saya berpikir, kalau kita bicara tanpa bukti pasti pimpinan kita tidak bisa memeriksanya. Sejak itu saya membuat database berisi apa saja yang sudah saya kerjakan,” jelas Julianto.

Banyak hal yang dicantumkan dalam database-nya. Mulai dari daftar klien, siapa yang berperan mengambil keputusan, siapa saja sponsornya, sampai dengan mengelompokkan klien berdasar keadaan perusahaannya. Dari data tersebut akan terlihat, klien mana yang berpotensi dan mana yang tidak. Setelah itu baru disusun rencana melakukan kunjungan. Klien mana yang perlu dikunjungi berulangkali dan klien mana yang tidak perlu sering dikunjungi. Dengan begitu, pimpinan akan lebih mudah memantau karena sudah dilengkapi data dan bukti.

Selain mempermudah pemantauan pimpinan, keberadaan database juga membantu tenaga penjual itu sendiri. “Dengan melihat data, kita bisa dengan mudah membuat janji pada klien sebelum bertemu. Kita juga tahu apa yang bisa kita lakukan hari ini. Masalahnya sekarang ini banyak tenaga penjual yang kalau ditanya berapa klien yang ditangani, mereka selalu menjawab sekitar sekian, kira-kira sekian. Ini tidak benar. Kalau memiliki data, mereka pasti bisa menjawab dengan tepat. Ini akan luar biasa,” himbaunya.

Diakui bahwa dia sendiri sebenarnya bukan tipe orang yang terorganisir. Namun begitu mengetahui besarnya manfaat database, maka setiap hari dia biasakan untuk menulis laporan. Menurutnya, keberhasilan seorang tenaga penjual tidak hanya dilihat dari kemampuannya berkomunikasi dengan klien, tapi juga kejelian dalam memilah klien. Semua itu akan berhasil jika ditunjang dengan database. Dan, jika kita mampu mengkombinasikan keduanya, maka kita akan menjadi juara. Juara dalam profesi kita.

Tidak ada komentar: