Sabtu, 14 Maret 2009

Sembuhkan Penyakit Gatal


SUATU hari hiduplah seorang ratu yang sangat cantik dengan dada besar. Ipien, si Pemburu Naga, terobsesi dengan ratu itu. Namun ia tahu ada risiko hukuman mati bila berani menyentuh dada sang ratu. Tetapi tetap saja Ipien ingin mencobanya.


Ipien menceritakan keinginan itu kepada temannya, Dokter Eddy, kepala staf dokter Raja. Dr. Eddy bilang, dia bisa bantu, bahkan lebih dari yang  Ipien inginkan, tapi dengan syarat Ipien bersedia membayar 500 kg emas.

Tanpa pikir panjang, Ipien langsung menerima tawaran Eddy. Keesokan harinya Dr. Eddy meramu sejumlah bubuk gatal dan menaburi sedikit ke bra ratu, saat ratu sedang mandi. Segera setelah ratu selesai mandi, rasa gatal timbul dan berkembang dengan cepat.


Dr. Eddy lalu dipanggil. Setelah melihat kejadian dia berkata kepada raja bahwa penyakit ratu hanya dapat disembuhkan dengan air ludah dalam waktu empat jam. Dari hasil test, hanya air ludah di bibir Ipien yang dapat menyembuhkan penyakit ratu.


Raja yang ingin sekali ratunya sembuh, segera memanggil Ipien. Dr. Eddy kemudian menyelipkan antidote (obat penangkal) ke lidah Ipien. Lalu selama empat jam Ipien melakukan penyembuhannya kepada sang Ratu.

Setelah itu, penyakit ratu sembuh. Ipien sangat puas dan disalami sebagai pahlawan. Setelah pulang ketempatnya, Dr. Eddy menagih 500 kg emas yang Ipien janjikan.

Ipien tidak peduli dengan tagihan Dr. Eddy karena dia tau Dr. Eddy juga tidak mungkin menceritakan semua itu kepada raja. Dia tertawa lalu mengusir Dr. Eddy keluar.

Keesokan harinya Dr.Eddy  menyelipkan bubuk gatal yang sama ke celana dalam raja, bahkan dengan dosis lebih.

Raja lalu segera memanggil Ipien....dan.....       :-( kacian deh ....

Minggu, 08 Maret 2009

KIRIM BAU VIA INTERNET

Kalau sebelunnya orang bisa melihat dan mendengar peristiwa jarak jauh dari televisi, tapi kini orang juga bisa merasakan suhu, panas, bau dan rasa sesuatu dari belahan dunia lain. Bagimana bisa?

Piranti virtual reality (kenyataan maya) telah bisa menyusun ulang tidak hanya pemandangan dan suara, tapi juga bau dan bahkan citarasa dengan satu helm bernama ”Virtual Cocoon” atau ”kepompong virtual.”

Dengan piranti mirip kepompong ini, orang bisa seperti merasakan tempat-tempat semacam Masai Mara di Kenya sambil duduk di sofa mereka. Bahkan, pengguna helm itu juga bisa membau bunga-bunga di pegunungan Alpine atau merasakan panasnya matahari kepuluan Karibia di wajah mereka. Bahkan para pelajar bisa tahu seperti apa rasanya hidup di Mesir kuno, Roma, dan Yunani sehingga pelajarannya tidak hanya di awang-awang, tapi merasakan langsung.

Hal-hal itu bisa terwujud karena helm khusus itu bisa merangsang kelima indera dalam tubuh penggunanya. Penemu helm ini adalah para ilmuwan Inggris dari Univerisitas York dan Universitas Warwick, Inggris. Mereka mengatakan helm itu merangsang penginderaan begitu meyakinkan. Pengalaman tersebut disebut Real Virtuality atau Kenyataan Virtual.

”Ide dasarnya bukan menggantikan kenyataan, tapi meniru kenyataan,” ujar Profesor Chalmers dari Universitas Warwick dalam satu event yang diorganisir oleh Dewan Penelitian Fisika dan Rekayasa, seperti dikutip Dailymail. Dia yakin dengan alat baru ini akan sangat mungkin menjelajah bagian dunia lain secara langsung.

Misalnya, satu piranti yang dipasangkan di mobil safari bisa merekam pemandangan, bau, suara, dan panas dan mentransmisi sensasi itu lewat internet ke pengguna Virtual Cocoon yang ada di belahan bumi lain.

Profesor David Howard dari Universitas York menegaskan belum ada sebelumnya penelitian semacam ini. ”Kami belum menemukan ada kelompok penelitian lain yang menemukan hal seperti ini,” ujarnya.

Namun para konsumen masih harus menunggu piranti ini sempurna dalam lima tahun mendatang, karena helm tersebut masih dalam bentuk prototipe.

Cara kerja helm itu cukup rumit. Prototipe helm itu terhubung secara nirkabel pada satu komputer. Komputer ini menerima informasi dari piranti sensor rasa dan bau yang dipasang di lokasi lain. Helm ini memiliki layar dinamis tingkat tinggi—yang menghasilkan gambar sepuluh kali lebih gelap atau 30 kali lebih terang dari televisi konvensional.

Di dalam helm ada satu tube terhubung ke sebuah kotak kimia yang melepaskan bau di bawah hidung, sementara alat serupa bisa menyebar citarasa langsung ke mulut dan memberikan sensasi rasa. Suhu dan kelembaban bisa diubah menggunakan sebuah kipas dan pemanas, sementara speaker surround mengeluarkan suara beragam.

Diyakini helm ini nantinya akan sangat bermanfaat. Terutama untuk pertemuan bisnis jarak jauh, di sekolah membuat siswa bisa mengunjungi sejarah, atau oleh keluarga yang ingin pergi ke tempat eksotis tertentu.

Teknologi ini juga akan populer di antara para game mania, khususnya mereka yang menikmati permainan peran seperti Second Life. Helm ini juga bisa digunakan dalam pelatihan tentara, polisi, staf medis atau pemadam kebakaran.

Kamis, 05 Maret 2009

menjual dengan data


Selama ini, orang masih menganggap rendah profesi tenaga penjualan. Apalagi dengan adanya krisis ekonomi global yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Padahal sesungguhnya, kesuksesan suatu produk ditentukan oleh penjualan. Disinilah peran penting tenaga penjualan.

“Jangan pernah malu menjadi tenaga penjual. Saya saja sebelum jadi tenaga penjual, pernah menjadi office boy. Justru inilah yang memacu semangat saya untuk lebih maju,” kisah Julianto Sumarto, pakar marketing dari Markplus Institute of Marketing dalam talkshow Be The Champion

Ketika pertama kali menjadi tenaga penjual, Julianto dipanggil atasannya yang berasal dari Australia. “Saya ditanya, apa saja yang sudah saya lakukan. Lalu saya ceritakan semuanya. Tiba-tiba dia bilang ‘talking is cheap’ (bicara itu murah, red). Dia menyuruh saya menulis apa saja yang sudah saya lakukan. Dari situ saya berpikir, kalau kita bicara tanpa bukti pasti pimpinan kita tidak bisa memeriksanya. Sejak itu saya membuat database berisi apa saja yang sudah saya kerjakan,” jelas Julianto.

Banyak hal yang dicantumkan dalam database-nya. Mulai dari daftar klien, siapa yang berperan mengambil keputusan, siapa saja sponsornya, sampai dengan mengelompokkan klien berdasar keadaan perusahaannya. Dari data tersebut akan terlihat, klien mana yang berpotensi dan mana yang tidak. Setelah itu baru disusun rencana melakukan kunjungan. Klien mana yang perlu dikunjungi berulangkali dan klien mana yang tidak perlu sering dikunjungi. Dengan begitu, pimpinan akan lebih mudah memantau karena sudah dilengkapi data dan bukti.

Selain mempermudah pemantauan pimpinan, keberadaan database juga membantu tenaga penjual itu sendiri. “Dengan melihat data, kita bisa dengan mudah membuat janji pada klien sebelum bertemu. Kita juga tahu apa yang bisa kita lakukan hari ini. Masalahnya sekarang ini banyak tenaga penjual yang kalau ditanya berapa klien yang ditangani, mereka selalu menjawab sekitar sekian, kira-kira sekian. Ini tidak benar. Kalau memiliki data, mereka pasti bisa menjawab dengan tepat. Ini akan luar biasa,” himbaunya.

Diakui bahwa dia sendiri sebenarnya bukan tipe orang yang terorganisir. Namun begitu mengetahui besarnya manfaat database, maka setiap hari dia biasakan untuk menulis laporan. Menurutnya, keberhasilan seorang tenaga penjual tidak hanya dilihat dari kemampuannya berkomunikasi dengan klien, tapi juga kejelian dalam memilah klien. Semua itu akan berhasil jika ditunjang dengan database. Dan, jika kita mampu mengkombinasikan keduanya, maka kita akan menjadi juara. Juara dalam profesi kita.